BAB I
Matahari menjelang kubuka jendela kamarku. Tak terasa hari terang sudah menjemputku.
“hari ini sarapan apa ya?” ucapku yang teryata terdengar oleh clara sahabatku.
“ah, payah lo jam segini baru bangun! Katanya mau jadi psikolog terkenal kok jam segini baru bangun?!” keluhnya setelah mendengar ucapku.
“ah, clara aku kan baru di wisuda kemaren dan cape abis selametan.” Keluhku sambil mengucek-ngucek mataku.
“alah baru gitu aja udah cape gimana ada job besar? Bisa-bisa klien mu pergi semua!” jawabnya yang mungkin ingin mmbuatkku semangat.
“ia ia dech.” Kata ku.
“udah sana mandi diluar ada nandi.”
“ah, yang bener lo?” tak percaya telingaku mendengarnya. Tanpa memikir-mikir lagi ku sambet anduk ditangan clara. Aku tak mau nandi menunggu lama.
Bahagia banget aku pagi-pagi udah disamper pacarku. Hehehehe. Aku gg nyangka kemarin adalah sejarah penting dalam hidupku. Banyak banget kejadian yang gg akan aku lupain.
1. Aku di wisuda.
2. Aku dibuatin selametan kecil-kecilan sm ortu and sahabat baikku.
3. Dan yang terakhir aku ditembak oleh cowok yang dari SD udah deket banget sama aku, dan aku juga udah lama nyimpen perasaan sama dia.
“asik...” teriakku di kamar mandi.
“ya ampun mila! Lama amat di kamar mandi, buaruan nandi udah nunggu lama tau. Kan kasian..!” teriak clara yang meyadarkan ku dari lamunan.
“ok. Aku bentar lagi selesai kok.” Teriakku balik.
“kalau masih lama nanti nandinya, gw suruh anter kekampus gw aja loch!” ancam clara yang terdengar mengerikan bagiku.
“ia ia, jangan dunk!”
“makanya cepetan, bantar lagi gw mau ke kampus nich.” Balasnya padaku.
Ku percepat gerkanku untuk nandi.
“ akhirnya keluar juga.”
“ ha? Nandi? Kok di sini aku kan malu kalau kamu liat aku masih acak-acak gini.” Keluhku karna malu terlihat berantakan.
“mm.. gg kok kamu tetep cantik.” Balasnya dengan senyuman yang membuatku mencair.
“ alah, nandi nandi pinter banget ngerayunya.” Sela clara di tengah kami.
“clara, sana ah. Ganggu banget dech.”ambekku pada nya.
“ia ia ternyata aku menggangu ya? Ok aku keluar.” jawabnya. dan mungkin dia merasa bersalah, karena jelas-jelas dia udh gg sopan menyela pembicaraan aku dan nandi.
“mil, aku rasa aku perlu ngomongin sesuatu ke kamu.” Kata nandi setelah clara maninggalkan kami berdua.
“ok. Tapi kamu keluar dulu ya aku mau beresin rambut dan wajahku dulu.”jawabku yang setengah binggung dan deg-degan karna uacapannya.
“ ia, tpi jangan lama-lama ya ..” ucapnya yang mulai meninggalkanku dan kamarku.
Ku mulai merapihkan bajuku, manyisir rambut, menambahkan olesan makeup di wajahku. Dan akhirnya aku siap. Hehehe. Pikirku.
“maaf aku lama ya?” Tanya yang mulai menghampiri pacarku. Hehehe.
“ gg jg kok say lagian lebih cepet dari yang aku duga.” Jawabnya dengan lembut.
Aduh, senang punya pacar yang pengertian. Hehehe.
“oia, tdi kata nya ada yang ingin di omongin. Apa?”
“mmm..” gumannya yang bikin aku binggung. Aduh apa ya? Yang mau dibicarain kayaknya penting banget. Karena gg biasanya dateng pagi, dan seragu-ragu ini bicaranya. Duuh..
“begini loch mil, aku kemaren bilangkan aku serius dengan mu.” Ucapnya serius.
“ ia..” jawabku dengan sedikit tegang.
“ aku ingin melamarmu..” bisiknya d telingaku.
Tak percaya aku mendengarnya. Aku tidak bisa berfikir apa benar aku di lamar dengan nandi?.
“ what? are you sure?” tanyaku yang kaget mendengar ucapannya.
“ yes, I’m sure. I really lovely with you.”
yakinnya menyakinkan ku.
“e.. e.. e..”jawabku yang bingung
“kamu gg percaya dengan ku?”tanyanya lagi padaku.
Sungguh aku gg percaya dengan yang ku dengar. Aku rasa aku mimpi.
“aku sudah bicara dengan orangtuamu aku sebenarnya sudah lama menyukaimu tapi aku menunggu hingga tepat waktunya untuk melamarmu aku yakin kamu sudah siap di umur 24tahun ini kan?”
“… …”
Sungguh aku gg percaya dengan apa yang terjadi saat ini.
Buk . . .
“sayang ..”
“mila sayang ..”
“mila kamu gg pa2 kan?”
“euh… e… “ aku tersadar.
“maaf aduh kepalaku pusing..”
“mila sayang aku bawa ke dokter ya?”
“e.. gg usah nan, aku Cuma pusing sebentar. Paling bantar lagi baikan.”sanggah ku saat dia mulai memegang tangganku.
“kamu yakin?” tanyanya meyakinkan ku.
“aku yakin. Mm.. barusan apa tadi kamu melamarku ya?” tanyaku yang meyakinkan apa yang baru kudengar.
“ia .. “yakinnya.
“ . . .”
***
Sungguh aku tidak yakin akan kejadian tadi pagi. Apa mimpi? Atau hayalan atau apalah sebagainya..
Apa mungkin aku sudah siap menjalani hidup dengan orang lain. Dan aku sudah cukup dewasa untuk itu semua. Tapi di umurku yang ke 24 harusnya bisa dewasa. Dan bisa menggambil keputusan sepenting ini.
“mila sayang.. apa kamu sudah tidur?” teriak mama ku yang membangunkan lamunanku.
“belum ma..” jawabku lantang.
“mama boleh masuk?”
“boleh ma.”
“mila”
Mama mulai memasuki kamarku yang dihiasi lampu biru kesukaanku. Kurasakan kasur yang diduduki mama.
“mila, apa tadi pagi kamu bertemu dengan nandi?” Tanya mama. Aku kaget karena mama sepertinya sudah tau apa yang terjadi tadi pagi.
“apa mama…” kata ku yang terhentikan karena bunyi hp mama yang keras banget membuat telingaku mau pecah, lagunya gg jelas yang jelas gg enak banget.
“aduh maaf sayang. Mama keluar dulu ya..” ucap mama sambil meninggalkanku dengan koleksi boneka Teddy Bear ku.
Perasan ku tidak enak banget nich. Apa artinya semua ini. Aku yakin mama pasti udah tau semua hal yang terjadi. Apa mungkin nandi sebelum itu udah ngelamar aku ke mama dan papa?. duuh.. aku bingung. Aku ragu dengan apa keputus yang akan ku ambil.
Mungkin perasanku dengan nandi gg bertepuk sebelah tangan tapi aku rasa ini terlalu cepat. Aku merasa belum siap untuk … segalanya. Dan aku belum sempat mencari pekerjaan trus aku masih ingin menggapai sesuatu lagi.
“haduuuh. . . AKU BINGUNG!” keluhku dengan membaringkan tubuhku tebih nyaman dikasurku.
***
“mil, kayaknya kamu terlalu berlebihan dech sama nandi. Dia kan udah baik-baik ingin melamarmu. Tapi kenapa kamu sama skali gg mau ketemu, gg angkat telefon, gg bls sms. Udah seminggu lagi. Apa kamu gg kasian sama dia?” ceramah clara panjang lebar.
“. . .” ku dengarkan semuanya sambil berfikir memang benar apa yang dikatakan clara tapi aku belum bisa memeberi keputusan. Aku ragu.
“memang butuh waktu untuk memutuskan segalanya tapi kamu harus cepat memberi jawaban ke nandi agar dia tidak menunggu terlalu lama. Kan kasian dia..”
Jelas clara dan meluluhkan hatiku sekali lagi.
“ . . .” terdiam lagi aku dibuatnya.
BAB II
Ku rebahkan tubuh di kasurku dan kupikir terasa empuk sekali kali ini. Ku pikir ada benarnya kata clara, sepertinya aku udah keterlaluan sama nandi dia pasti meragu setelah dia utarakan semua persaannya padaku waktu itu.
“huuuh . . .” keluhku sekali lagi.
“dret .. dret .. dret..” kulihat hp bergetar.
Ternyata ini dari nandi! a . . a . . apa aku angkat aja ya? Aduh, skrg harus gimana. Apa di angkat? Or gg?.
“hallo..” ku angkat jg tlfn darinya.
“mila.. akhrnya kamu angkat jg tlfnku. Aku minta maaf sebelumnya, kalau ini memang terlalu cepat bagimu tapi aku gg akan pernah nyakitin hati kamu kitakan udah lama kenal masa ia kamu gg percaya sama aku. Atau mungkin kamu masih belum siap? Aku akan tunggu. Atau kamu masih ragu aku siap menjelaskannya lagi. Atau kamu . .”
“nandi cukup” potongku ditengah pembicarannya.
“apa pun yang kamu bicarain skrg aku tetep syg kmu mila”sela nandi lagi pada ku.
“ . . .” aku gg bisa berkata-kata skrg. Bagaimana ini.
“mila sayang kamu boleh meragukan aku tapi jangan kau ragukan cintaku.”kata nandi lembut.
“uuh, siapa bilang aku meragukan kamu. Aku Cuma bingung apa aku sudah siap untuk menikah skrg.” Jawabku
“aku ngerti kita gg perlu skrg. Tapi aku hanya mau melamarmu skrg ini.”
“a a a”
“aku mengerti mil, kamu belum bisa bicara skrg ini. Tapi aku mohon jangan menghindar dariku..” nandi memohon tulus.
“ia.” Jawabku tegas.
“untuk membuktikan ketulusanku, bsk mlam aku mengundangmu ke dinner party yang dibuat oleh teman SMA ku dan acaranya harus membawa pasangannya. Aku ingin kamu menjadi pasanganku, dan akanku perkenalkan kau pasanganku. Bagaimana?”
“aku bersedia.” Aku tidak sadar. Apa yang baru ku katakan tadi? Apa ia aku bersedia datang k acara itu. duuh.. knp ini??
“thank’s honey. Bsk pagi akan ku kirimkan gaun untukmu. Aku ingin kita memakai baju yang berwarna sama.”
“ . . . “
“ya sudah ya, hri ini aku senang bias bicara lagi dengan mu walau lawat telefon tapi sepertinya kamu banyak diam. Ok lah aku ngerti.”
“…….”
“oia, aku jemput kamu kok. And honey. I can call you again?”
“a..you can.” Kata ku. Aku ingin segera menutup telefonnya.
“ok. Thank’s honey. Bye..”kata nandi lembut.
“bye…” ucapku dan langsung menutup telefonnya.
BAB III
“mama dimana handukku?” kataku. Sepertinya pagi ini ada yang ku lupa, apa ya? Mana andukku hilang lagi k mana nya? haduh.
“mila handukmu diluar tadi mama keluarin.” Jawab mama. Ternyata mama di dapur sdng menyiapkan makanan.
“makasih ma..” jawabku balik.
Hari ini kelam banget kayanya. Matahari pagi tidak seperti biasanya, ada apa ya? Pikirku, berjalan mengambil handuk.
“misi mba, apa benar ini rumah nona mealin granis?” tanyanya, memang aneh klo ada orang yang memanggil nama asli ku, hahaha. Tawaku dalam hati.
“ia, dengan saya sndiri. Ada apa ya?” jawabku ke tukang antar paket ini.
“ini mba ada paket untuk mba, tolong tanda tangan di sini..” sambil menunjukan dimana aku harus tanda tangan.
“oia …” jawabku tegas. Meraih pulpen dan menandatanganinya.
“terimaksih mba, ini paketnya. Saya permisi.” Pamitnya meninggalkan halamanku yang penuh dengan tanama rose kasayangan mama.
“ya ampun aku baru ingat mungkin aja ini gaun yang di kirim nandi?” teriakku, tetanga ada yang melihat tapi sudahlah.
Aku berlari cepat memasuki kamarku, mama terlihat bingung. Tapi aku tak mempedulikannya. Hati ku semakin deg-degan saat aku mulai membuka paket di kamarku.
“wow!”apa ini terlihat indah sekali, gaun indah berwarna ungu dengan renda indah di ujungnya dan motif terbaru yang tak sengajaku lihat kemarin disebuah katalog mama terbaru.
“sayang sedang apa sich?” tegur mama memasuki kamarku. Aku menjatuhkan gaun itu ke bawah kasur agar mama tak melihatnya.
“gg ada apa2 ma, aku hanya baru ingat sesuatu” jawabku nyengir.
“ouh, mama kira ada apa. Ya udh mama udh disamper tante Diana untuk k supermarket bareng. Kamu mau ikut gg?”
“mmm . .gg dech ma, lagian kalau aku mau aku bisa ke sana sendiri kok ma.” Senyumku. Aku pikir saat ini aku belum terlalu butuh untuk pergi ke sana.
“ ya udh mama pergi dulu kamu bisa kan sendiri?” mama seperti mencurigai aku saja. Huuh.
“ ya ampun ma, aku ini bukan anak kecil yang harus di jagain kali ma…” ambekku, sepertinya mama meremehkan ku.
“bukan gitu, tapi mama di dapur ada kue yang harus di tunggu sebentar, tapi mama kan gg bisa lama-lama kan kasian tante Diana.”
“ia ma aku bisa kok jaga kue mama.” Nyengirku saat melihat mama begitu kawatir sama kuenya.
“ok. Klo gitu mama berangkat ya…” pamit mama.
Aku jadi bingung tumben bgt mama kyk gitu sama kuenya. Ya udhlah mungkin kue resep bru kali.
“oia, gaunnya.”ku raih gaun dibawah kasur, begitu indah gaunnya.
“ya ampun kuenya!” aku berlari ke dapur. aku lupa kuenya.
“untung aja kuenya gg gosong. Klo gosong bisa2...”
“mila………” teriak clara mengagetkanku.
“clara apa-apaan sich aku kaget tau!” ambekku yang baru aja lega abis angkat kue yang nyaris gosong.
“aduh, kok gitu aja ngambek sich? Oia tante nana mana? Kok gg keliatan? Terus kok lo megang kue? Bru buat kue? Tapi kyknya lo belum mandi ya?” Tanya clara membuatku pusing.
“aduh-aduh . . . clara sebenernya lo mau maungapain sich pagi-pagi gini udh k rumah gw hah?” teriak ku padanya.
“adeh adeh . . . masa sahabatnya sendiri gg boleh main kerumah sahabatnya sndiri sich.” Ambek clara.
“ia ia tapi ada apa nich?” tanyaku lagi.
“ehm! Aku kesini mau ngajak kamu ke salon yokirmoi .” senyumnya kepada ku.
“ apa? Itu kan salon mahal ??!” teriakku yang sambil meletakkan kue di atas meja.
“ alah gg usah dipikirn… yukkkkkk!”
“…” bengong aku melihat sahabatku yang meraih anduk ku diluar.
“nih anduknya dah aku ambilin, sana mandi! Pokoknya 20 menit harus dah beres… aku tunggu di mobil, masalah rumah biar aku yang atur.” Senyum manisnya yang licik terlihat lagi saat aku memasuki kamar mandi.
Aku gg bisa ngomong apa2 hari ini aneh banget! Pagi2 udh dapet banyak kejutan yang bikin mati kutuuuuuu….
“hufhhhhh, apa lagi entar.” Sengah ku dikamar mandi.
BAB IV
Sampailah aku di salon mahal ini, dengan menaiki mobil yang gg tau punya siapa. Habis kalau aku Tanya clara dia selalu mengeles ya udhlah toh clara yang tanggung jawab.
“clar, duit dari mana?” tanya ku yang ditarik tangannya ke salon itu oleh pelayan yang kayaknya doyan mekap ini abis mukanya tebel sama dedak, hehehehehe. Kayak dakocan. Pikirku dalam hati yng sedikit tertawa.
“eh eh mba jangan tarik-tarik donk! Saya kan nganter temen saya!” sentakku pada mba2 dakocan ini.
“duh, mba ini temennya tadi udh nitipin situ disini!” kata dakocan itu.
“hah? Clara?!!!!!!!!!” teriaku saat dia menaiki mobil yang ku naiki saat menuju kesini.
“hehehehe jam 1 aku jemput.”teriak clara Sambil melambaikan tangannya padaku.
Apa? Pikirku yang mulai terayu oleh bujuk si dakocan. Ya sudahlah, nurut aja dechhhhh….. pusing kalau di pikir terusss.. bisa meledak nich otak.
“mau rasa apa mba terapinya? Lemon, anggur, mint, ato rasa yang mba suka. Apa?” Tanya dakocan itu padaku saat membaringkan tubuhku di ruang spa.
“lemon aja dech mba..” jawabku yang terbuai oleh pijatan si mba dakocan itu.
“ok dech mba..” katanya
Tak terasa tubuhku terbuai oleh semua yang ada.
***
“mila…” teriak clara.
“ah. . . a a apa?” setengh sadar ku jawab.
“yuk kita brgkat!” ajak clara.
Gg kerasa ternyata aku sudah seperti cinderela yang dengan satu kali dentuman tongkat sihir peri, aku cantik bukan main dibuatnya.
BAB V
“clar, gg salah tempat nich? Bagus banget.” Tanya ku pada clara yang kagum akan restoran ini.
“ia gg salah kok tempatnya.” Senyum clara padaku.
“oh, trus kita ngapain ke sini?” Tanya ku lagi.
“mmm, di dalam ada nandi tuh…”
“apa?” kaget aku di buatnya,
“ayo.. tunggu apa lagi, kasian kan dia nungguin lo dari tadi.”
Kata clara yang bikin aku tambah kaget sambil menarik tangan ku keluar mobil.
Ya ampun apa itu nandi? keren banget dia. Dengan setelan jas putih dan apa itu? Sekuntum mawar di tangannya. Apa untuk ku? Romantis skali.
“sayang” ucapnya yang mulai memegang tanganku dan mengajakku duduk d dalam restoran, ku lihat clara mulai menjauhi kami.
“a nan”
“stsss” jarinya menyentuh bibirku yang ingin sekali bertanya banyak.
“aku aja yang ngomong untuk hari ini” ucap nandi yang bikin aku tambah deg-degan.
“aku bersungguh-sungguh dengan cinta yang aku berikan pada mu. Aku sudah lama menunggu saat-saat ini. Sebenarnya sebelum menyatakan perasaanku pada mu aku menemui orangtua mu dan kata mereka, kau tidak diizinkan pacaran sebelum kamu lulus kuliah. Jadi aku nunggu kamu lulus dan saat kamu lulus aku pikir kamu akan siap lebih dari pacaran karena umur yang sudah menjawabnya” Jelas nandi panjang lebar.
“aaku..” jujur dalm hatiku yang paling dalm aku binggung mau jawab apa. Tapi aku juga jadi gg ragu klo dia mau melamarku. Karna semua yang telah dia lakukan untuk mendapatkan cintaku.
“bagaimana mila? mau kah kamu menikah denganku?” pernyataan nandi padaku.
Semua bercampur aduk perasaanku, segala apa yang telah terjadi seperti kilas back again. Aku memang sayang padanya dan sudah lama ingin lebih dari sekedar teman, dan akhirnya terwujud. Dan aku skrg gg akn ragu lagi padanya.
“ia nan, aku mau mendampingimu di penghulu nanti” senyumku melebar setelah ku katakana hal itu padanya.
“mila” panggilnya dan memelukku seketika segala keraguan hilang sudah dan yang ada skrg adalah bagaimana aku dan nandi akan menyongsong hidup yang baru.
Oia, Dinner party gmn? Kue? Dan yang lainnya??. Ah, tapi sudahlah siapa tau udh diurus nandi. hehehehe.
karya: ridha praqadri yusgita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar